__!Sexy!
____!Sexy!Sex
___!Sexy!Sexy!S
___!Sexy!Sexy!Se
__!Sexy!Sexy!Sex
_!Sexy!Sexy!Sex
_!Sexy!Sexy!Sex
_!Sexy!Sexy!Sexy!
!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy
!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!Sex
!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy
_!Sexy!__!Sexy!Sexy!Sexy
___!Sexy____!Sexy!Sexy!
___!Sexy_____!Sexy!Sex
___!Sexy_____!Sexy!Sex
____!Sexy____!Sexy!Sex
_____!Sex____!Sexy!Se
______!Sex__!Sexy!Sexy
_______!Sexy!Sexy!Sexy
________!Sexy!Sexy!Sexy
_______!Sexy!Sexy!Sexy!Sex
_______!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!
_______!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy
_______!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!Sexy!S
________!Sexy!Sexy____!Sexy!Sexy!Sex
_________!Sexy!Sex_______!Sexy!Sexy!
_________!Sexy!Sex_____!Sexy!Sexy!
_________!Sexy!R____!Sexy!Sexy
_________!Sexy!R_!Sexy!Sexy
________!Sexy!Sexy!Sexy
________!Sexy!Sexy!S
________!Sexy!Sexy
_______!Sexy!Sex
_______!Sexy!
______!Sexy!
______!Sexy!
______!Sexy!
______!Sexy
______!Sexy
_______!Sexy
_______!Sexy
_______!Sexy
______!Sexy!
______!Sexy!Sexy!

Sebenarnya plesetan dari "Art-worker", atau pekarya seni, tapi istilah "Artsalve" kayaknya lebih memberikan sentuhan emosional yang lebih besar... lebih nyetrum! Artslave lebih mengarah ke pelaku seni, baik pencipta karya seni ataupun sekedar penggemar. Saya sendiri bukan pekarya seni sejati. Hanya pengagum karya seni, terutama karya seni rupa.

Menjelajah dunia maya membuat kita banyak menemukan hal-hal menarik. Salah satunya adalah karya seni yang menakjubkan berupa karya seni rupa yang cenderung "seksi". Saya menyebut istilah "Sexy Artslave" sebagai bentuk kekaguman pada keindahan yang "seksi" ini. Terlebih di era komputer yang sekarang ini, gambar bisa dibuat lebih menakjubkan lagi. Saya termasuk orang dari "masa lalu", dimana tekhnologi komputer masih sebatas untuk hitung-hitungan dan pengolah kata. Namun sekarang, komputer juga bisa mengolah gambar, bahkan animasi sehingga gambar bisa bergerak. Gambar yang indah bisa dibuat lebih indah, yang seksi juga semakin seksi, sehingga tidak ada kata lain yang lebih tepat selain kata "menakjubkan".

Semula saya merasa perlu “mengabadikan” keindahan-keindahan yang saya peroleh dengan mengoleksinya di blog ini. Namun bukan saya, kalau hanya sekedar copy-paste (copas) dari sumbernya. Apalagi hanya sekedar ikut memasang link yang tidak menjamin keabadian situs yang bersangkutan. Jadi saya biasanya akan mendownload gambar itu, lalu melakukan editing seperlunya, akhirnya saya lakukan upload kembali ke blog saya ini. Walaupun saya tahu bahwa gambar-gambar tertentu memiliki hak cipta, tetapi selagi itu tidak dipermasalahkan, saya akan melakukan hal-hal demikian tadi. Nanti kalau ada yang mempermasalahkan, ya tinggal dihapus saja gambarnya, diganti gambar seksi yang lain.

Tetapi belakangan saya melihat bahwa menjadikan blog ini sebagai galeri gambar menjadi kurang efektif, karena format dari blog ini lebih banyak mendukung artikel. Walaupun gambar banyak bisa dimasukkan disini, namun hal tersebut tidak lantas bisa menjadi bagian utama. Sementara itu media sosial lain sudah berkembang lebih memadai dalam menampilkan gambar karya seni yang dimaksud. Sebut saja Picasa, Instagram, Deviant-Art, dan sebagainya adalah contoh media sosial yang memang “spesialis” kolektor gambar. Bahkan sekarang videopun bisa secara masif diupload ke media semacam Youtube.

Akhirnya tibalah keputusan untuk berhenti saja menggunakan blog ini sebagai media berbagi gambar. Jadi biarlah semua dalam bentuk tulisan saja. Tapi saya benar-benar menyadari bahwa konten yang bisa saya bikin hanyalah konten-konten "murahan" yang tidak memiliki konsep sama sekali. Walaupun kadang merasa ada yang bagus, tetapi manakala tercampur di dalam konten-konten yang tidak bagus maka akhirnya membentuk heterogenitas yang tidak berkualitas. Ini memang disengaja dibiarkan seperti ini adanya.

Saya menyadari benar bahwa untuk bisa menulis yang baik itu harus begini, begitu, ribetnya bukan main. Idealismenya bisa disamakan dengan menulis karya ilmiah semacam skripsi, tesis, atau disertasi sekalipun. Untuk mengetahui bobot tulisannya kita butuh "pembimbing" dengan meminta orang lain (yang biasanya lebih ahli) agar mengomentari blog kita. Harus juga konsisten menuangkan ide-ide yang menarik, harus berguna (bermanfaat) bagi orang lain, harus memiliki komunitas, harus tahu pasar yang menjadi sasaran, harus orisinil dan dapat dipertanggung jawabkan (bukan sekedar penyebar hoax), kalau perlu dilengkapi dengan referensi yang bisa diakses atau sekalian memasang link ke arah sana, dan sebagainya... dan sebagainya....

Sayapun mencoba blogwalking dengan tujuan mencari tahu seperti apa menulis blog yang baik itu. Tetapi semakin saya baca semakin stress saya dibuatnya. Tuntutan kualitas memang benar adanya. Tuntutan kualitas ini menyingkirkan anggapan lama yang mengoptimalkan SEO dapat menjadikan blog kita sebagai blog teratas. Ternyata sekarang SEO hanyalah pendukung saja. Membuat blog tidak untuk dipersembahkan kepada mesin, tetapi untuk dibaca oleh manusia. Mesin pencari seperti Google sudah mengakomodir itu. Kalau dulu misalnya kita bisa memanfaatkan kata kunci yang diulang-ulang, itu akan mengakali mesin pencari sehingga membuat blog kita jadi menanjak di ranking tinggi, tetapi sekarang tidak bisa lagi.

Anggapan bahwa semakin sering menulis akan membuat blog kita banyak dikunjungi orang juga salah. Walaupun banyak tulisan tetapi kalau isinya tidak dibutuhkan orang dan cenderung buang-buang waktu untuk membacanya, maka blog itu juga akan dengan sendirinya turun ratingnya.

Anggapan bahwa dengan membuat blog bisa menghasilkan uang, ini juga sempat menarik perhatian saya. Rupanya untuk mendapatkan uang dari blog itu tidak bisa instan seperti yang dipikirkan oleh banyak orang. Kita harus memiliki blog yang berkualitas, dibutuhkan banyak orang (misalnya tutorial), dan setidaknya ada sekian puluh ribu pengunjung per hari! Itupun hasilnya hanya beberapa dollar saja. Ya kita boleh saja menjadikan blog sebagai sumber penghasilan tambahan, tetapi tidak mungkin menjadikan blog sebagai sumber utama penghasilan.

Setelah puas mencari-cari dan terus blogwalking, saya banyak menemukan blog-blog yang memang bagus, memenuhi kriteria-kriteria sebagai blog yang berkualitas, berguna bagi banyak orang, tapi saya juga semakin sadar, saya gak mungkin membuat blog semacam itu. Dibutuhkan modal yang sangat besar untuk membuatnya. Penulisnya juga tidak hanya satu, bisa beberapa orang yang harus konsisten mengisikan tulisannya. Waktunya juga harus tersedia longgar. Tidak sedikit waktu yang harus dihabiskan untuk membuat konten-konten yang benar-benar berkualitas. Sebuah konten berkualitas tidak cukup hanya satu jam atau dua jam dibuat, bahkan bisa berhari-hari. Itupun sudah dengan kecepatan mengetik yang luar biasa.

Saya kemudian merasa harus menurunkan sedikit “kualitas” yang dimaksud. Saya sadar tidak punya “pekerja” yang dapat saya suruh mengetik cepat, kemudian saya gaji, lalu saya harus mempromosikan konten saya itu ke publik, saya juga bahkan tidak punya banyak waktu untuk itu. Saya hanya memanfaatkan waktu luang untuk sekedar menuangkan hal-hal yang terlintas di pikiran.

Memanfaatkan waktu senggang ketika saya membuat suatu postingan tertentu, saya bisa menambah ketrampilan mengetik. Ini bertujuan agar saya tidak kaku saat membuat artikel, membuat penelitian ataupun karya ilmiah, saya bisa mengetik dengan cepat dan benar. Baik itu benar secara ejaan, tulisan, pilihan kata maupun susunan kalimatnya. Saya tidak membiasakan mengetik secara acak-acakan sebagaimana anak-anak abege alay yang mengetik SMS, pesan WhatsApp, ataupun status mereka di Facebook. Walaupun ada rekomendasi bahwa mengetik blog tidak harus memenuhi ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang penting menarik untuk dibaca dan tidak membosankan.

Tetapi hal itupun masih teramat berat bagi saya. Penurunan kualitas yang hanya sedikit membuat saya masih memaksakan diri untuk lebih perfeksionis. Saya lupa bahwa saya perlu juga memasukkan konten-konten yang cenderung bebas, suka-suka gue, yang penting saya bisa eksis. Maka dari itu saya kembali ke tujuan semula bahwa adanya blog ini hanya semata-mata untuk memelihara eksistensi. Mungkin isinya tidak akan jauh-jauh dari kehidupan pribadi saya, keinginan-keinginan yang mau diwujudkan, harapan-harapan, gurauan, curhatan dan segala macem tentang isi pikiran dan hati. Bahkan unek-unek, caci maki, adakalanya sampai dengan sumpah serapah rasanya perlu saya masukkan juga.

Biar saja kalau mau terkesan gado-gado, seperti tempat sampah, seperti curhatan abege labil, yang penting eksis! Biarlah menjadi blog pribadi yang benar-benar gue banget! Lagi pula kan blog ini bukan jelmaan diri saya yang sesungguhnya? Hanya tinjauan dari salah satu sudut tentang diri saya saja. Suatu sudut yang menunjukkan bahwa saya adalah pecinta karya seni rupa yang indah dan seksi!

Boleh dikatakan sampai sejauh ini saya masih belum fokus di konten. Saya masih suka ngutak-atik blog ini dari sisi penampilan saja. Walaupun sudah ratusan judul saya buat dari tahun 2007, saya tetap hanya akan membuat blog ini sebagai luapan keindahan dan keseksian yang terlintas di pikiran, hati dan jiwa saya. Mengenai gambar-gambar yang sedianya akan saya kolesi di blog ini, hanya akan saya ambil sampel-sampelnya saja untuk mewakili ilustrasi di setiap judul yang ada. Makanya jangan heran kalau judul dan gambarnya lebih sering tidak berhubungan. Kenapa? Ya suka-suka gue, blog juga blog gue!

Jadi biar diketahui juga bahwa kualitas dari blog ini tidak semata-mata mencerminkan secara langsung dari kualitas diri saya. Saya memiliki “dunia” yang lain, dimana saya lebih profesional. Misalnya saat bekerja di keseharian yang namanya integritas, profesionalisme, excellence of service, dan segala macem parameter kompetensi itu sudah otomatis harus ada dalam diri saya. Benar-benar saya jauhkan dari kesan abal-abal seperti halnya blog ini. Jadi inilah sisi lain dari diri saya. Saya menyebutnya sisi “indah dan seksi”.